Posts

Alive?

Aku penasaran siapa yang akan menghancurkan batasan ini. Entahlah! Aku tidak pernah mengaku bahwa aku masih normal. Rasanya seperti di ambang kewarasan setiap aku memandang dirinya. Ingin kucekik hingga wajahnya membiru, sekali saja. Berulang kali aku mempermainkan dirinya. Membuatnya merasa tak berguna lalu membuatnya merasa berharga, selalu seperti itu. Tidakkah kau lihat dirinya? Dia terpantul utuh di cermin retakku. Bayangan manusia biasa yang penuh dosa sehingga dirinya mati rasa. Kau lihat? Dia terpantul dengan senyuman terbaiknya. Senyuman yang selalu ditujukan kepada orang-orang di sekitarnya hanya agar ia dikenal sebagai orang yang ramah. Tetapi alangkah baiknya kau lihat dia sendirian ditempat gelap. Apakah kau mendengar isak tangisnya? Atau kau mendengar tawa sadisnya? Ah, atau malah kau tidak bisa mendengar apapun? Sunyi bukan? Ruangannya dipenuhi darah dan ia terbaring tak bernyawa? Kalau begitu aku turut bahagia. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku terluka. Dilihat dari...

Hiraeth

Izinkan aku menulis kenangmu dalam lembar harianku, Sayang. Di pertengahan semester beberapa tahun lalu. Melekat dalam ingatan betapa tidak acuhnya aku terhadapmu. Jangankan berbicara, menatap pun aku tak mau. Ruang hati yang kelabu. Aku memandang malas pada mu yang sibuk dikelilingi leba h - lebah itu. Apa kau manis ? Apa kau tidak risih dekat dengan semua orang itu ?  p ikirku bertanya - tanya. Kemudian tanpa kusadari, aku menikmati apa yang kulakukan. Menyenangkan. Bagaimana hari - hariku tidak terlewatkan hanya untuk m elihatmu dari bangku belakang. Melihat bagaiman a kau tertawa renyah. Ah , manis memang. Kita tak akrab . Lagipula untuk apa bukan ? Tidak sepertimu, aku memilih untuk membuat batasan yang tinggi. Dinding tak tertembus yang dilengkapi dengan pengaman berupa kepura - puraan. Aku terbiasa dengan semuanya. Paruh waktu pertama terlewati. Aku juga masih sepert i biasa. Tidak ta...

Bukan Salahku

Ashira Morishima Present©2021 Dinginnya malam tidak menyusutkan Amira untuk bersantai di balkon kamarnya. Ia menyandarkan punggungnya ke dinding es itu, lalu duduk menepi. Punggungnya bergetar, perlahan isak tangis terdengar, memecah heningnya malam. Satu jam berlalu dan baru lima menit lalu bahunya berhenti bergetar, tangisnya mereda. Menghela napas lega, ia berdiri masuk ke kamarnya yang membuat tubuhnya mulai menghangat. Setelah membersihkan wajahnya, ia menatap pantulan dirinya di cermin, "Astaga! Mataku masih kelihatan sembab," ujarnya menyentuh kantung matanya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, menarik selimut dan tertidur. Pagi telah menghampiri, anginnya menyeruak masuk ke kamarnya. Tentu saja Amira sudah terbangun. Sudah jadi rutinitasnya untuk menikmati langit fajar, apalagi saat hari libur, ia memiliki waktu dua jam lebih lama untuk duduk di balkon. Membaca buku, menulis puisi dan meminum teh hangat ataupun secangkir kopi. Monoton sekali. Alunan piano fantas...

I Want to Die

Image
The story is inspired by the song  死んでしまいたい、 (I want to die) by Centimillimental. Ashira Morishima presents©2021 Ingin kubuang, tapi tak bisa Kehidupanku bagaikan tumpukan sampah 'Kehidupanku ini sungguh tak berarti' Meskipun begitu, hari ini pun aku kan terus hidup Beberapa orang hidup di dunia ini tanpa keinginan hidup. Rasanya ia melakukan hal yang dianggap benar namun masih dianggap tidak wajar oleh orang lain. Kami berbuat baik hingga kejam tetapi masih belum menemukan jati diri. Mengikuti arus ataupun melawan arus rasanya sama saja. Semakin transparan kemudian memudar begitu saja. Pernahkah kau merasa muak dengan hal-hal yang terjadi di duniamu? Merasa bahwa apapun yang kau lakukan selalu salah? Dan rasanya orang-orang di sekelilingmu tidak pernah bisa melihatmu. Hah? Kau bertanya apa aku pernah merasakannya? Sayangnya tidak, aku tidak merasa tidak bisa dilihat, tepatnya aku yang memilih untuk menjadi transparan. ○○○ Aku ingin mati Namun, aku tak ingin mati Se...

We change? Yes, for sure!

Halooo! Selamat datang di blog ku yaaaa! Bagaimana kabar kalian semua? Aku harap kalian baik-baik saja. Semoga Tuhan memberi kesehatan bagi kita semua.  Uhmmmm, kali ini aku bakal bahas masalah-masalah pendidikan di negara kelahiran kita ini, Indonesia. So, kita mulai dari masalah terbiasa yang selalu terjadi yaa. Let's go! Gimana sih tanggapan kalian tentang contek menyontek? Apakah kamu orang yang suka mencontek atau sumber contekan, nih? Menurutmu, tindakan mencontek ini perbuatan baik atau buruk, sih? And this!!!! "Apa sih, gajelas!" "Orang-orang bebas mencontek! Nggak ngerugiin juga!" "Kok bahas contek mencontek?" "Sok banget sih, sampai nggak boleh mencontek!" "Sibuk banget membahas hal kayak gini. Kurang kerjaan pasti!" Yaaa aku ambil kontra aja deh, bisa sehati sama aku.  At least, aku juga sama kok. Aku suka mencontek dari orang tua, teman bahkan mesin pencarian. Tapi aku nggak setuju kalo mencontek saat ujian. Tahu kenapa?...

Dream

Halo!!! Ada nggak sih orang yang nggak punya impian? Iya, nggak ada! Semua orang punya mimpi dan ingin itu jadi kenyataan. Tapi tahu kan, kalau menjadikan impian menjadi kenyataan itu nggak mudah. Kita harus berusaha semaksimal mungkin dan usahanya memiliki waktu, yaa, semacam time limit.  Why? Kalau kita nggak membatasi sampai kapan kita berusaha, maka kita jadi membuang-buang waktu dengan percuma. So, menurutku, time limit  ini penting banget! Apalagi untuk impian yang simpel! Misal kamu mau traveller, kamu harus nabung dan itu sebaiknya menggunakan jangka waktu. Supaya kamu berfokus pada tujuan. Semisal nggak, tabungan kamu bakalan lama.  Bicara soal impian dan semua orang punya. Kita bakalan berkeinginan untuk bercerita dengan sesama apalagi yang impianya sama. Nah, dilansir dari ilmu psikologi, ternyata menceritakan keinginan kita dengan banyak orang bisa membuat keinginan itu pudar, lho.  Regards, Shira

Love Yourself, Friends

Depression Depression is a medical condition in the form of a sad feeling that has a negative impact on a person's thoughts, actions, feelings, and mental health. Depresssion can also be a symptom of psychiatric disorders. 'Love yourself' 'Don't damage yourself' Those   are words that we often hear. We often even say. But it is very difficult to do. I experienced it myself. And maybe there are also many people who experience it. All we do is say without proving it.  Then how to love yoursel? Myself too? It might sound silly but wouldn't you expect too much from someone to hurt your psyche?                 Physically it will be fine, then what about your inner state? Mentally, your mind will be disappointed, even desperate.  Without realizing there are a few percent of us experiencing, depression, even when you feel fine. Someone told me not to harbor emotions too deeply. Especially if by expressin...