We change? Yes, for sure!
Halooo!
Selamat datang di blog ku yaaaa!
Bagaimana kabar kalian semua? Aku harap kalian baik-baik saja. Semoga Tuhan memberi kesehatan bagi kita semua.
Uhmmmm, kali ini aku bakal bahas masalah-masalah pendidikan di negara kelahiran kita ini, Indonesia. So, kita mulai dari masalah terbiasa yang selalu terjadi yaa. Let's go!
Gimana sih tanggapan kalian tentang contek menyontek?
Apakah kamu orang yang suka mencontek atau sumber contekan, nih?
Menurutmu, tindakan mencontek ini perbuatan baik atau buruk, sih?
And this!!!!
"Apa sih, gajelas!"
"Orang-orang bebas mencontek! Nggak ngerugiin juga!"
"Kok bahas contek mencontek?"
"Sok banget sih, sampai nggak boleh mencontek!"
"Sibuk banget membahas hal kayak gini. Kurang kerjaan pasti!"
Yaaa aku ambil kontra aja deh, bisa sehati sama aku.
At least, aku juga sama kok. Aku suka mencontek dari orang tua, teman bahkan mesin pencarian. Tapi aku nggak setuju kalo mencontek saat ujian. Tahu kenapa?
Pertama, ilmu yang aku pelajari nggak akan berguna ke depannya.
Kedua, aku bakalan malas belajar karna menurutmu belajar itu gak berguna, aku kan bisa mencontek!
Ketiga, aku ngerugiin orang lain dan diri aku sendiri.
Keempat, aku mengecewakan! Gak pede!
Iya deh, itu presepsiku sendiri. Habisnya aku perhatiin mereka yang pintar itu gak semuanya sibuk belajar kok, masih banyak yang sistem SKS, tapi meski begitu mereka nggak mencontek saat ujian, jadi aku kagum. Mereka meluangkan waktu buat belajar meski sebentar, mereka juga gak takut meski nilai mereka hancur, yang penting ada usaha.
Beda banget dengan kita yang sengaja nggak belajar dan berharap dengan contekan. Iri banget gak sih?
Aku paham kok dengan guru yang meminta siswanya menguasai pelajarannya.
Apalagi dengan guru yang suka membandingkan!
Aku juga paham dengan orang tua yang suka membandingkan.
Aku ya aku dan orang lain ya orang lain. Aku benci banget kalau ada yang membandingkan. Apalagi yaa aku dibandingkan dengan peringkat pertama sedangkan aku peringkat tiga puluh!
Tahu gak? Sekolah itu bukan tempat satu-satunya untuk menuntut ilmu. Lingkungan sekitar juga bisa, misalnya bahan baku semen dan zat dalam cat rumah, hehe. Bahkan memasak di rumah juga belajar.
Menurutku, stop pikirin nilai. Kalau kita sudah pintar dan nilai kita tinggi buat apa ke sekolah? Kita ke sekolah untuk belajar dan gagal bukan untuk pintar tanpa paham. Guru mengajar juga agar bisa membagi ilmu bukan memaksa ikut menguasai ilmu.
Nilai matematika ku rendah padahal aku sudah belajar, menghapal rumus. Sedangkan nilai temanku tinggi karena dia latihan soal.
Aku menggerutu sesaat mendengar usahanya. Mau bagaimana lagi, aku benci menghitung, aku tidak peduli berapa nilai a, b, c atau letak x, y. Aku tidak suka berlatih soal, membosankan berhadapan dengan angka-angka yang menaruh dendam padaku.
Tidak bermaksud menggurui yaa. Menurutku, sebaiknya kita benar-benar berusaha menguasai satu bidang ilmu yang kita sukai daripada bekerja keras tanpa hasil untuk ilmu yang tidak kita sukai. Selain membuang tenaga itu juga membuang waktu, menyebalkan sekali!
Orang-orang sukses di luar sana belum tentu nilai ujiannya sempurna bahkan tidak semuanya menempuh pendidikan ternama atau hanya belajar dari lingkungan. Namun, aku yakin mereka memiliki nilai moral yang luar biasa. Aku pikir nilai moral menentukan nilai diri kita, semakin tinggi semakin baik. Sedangkan angka yang tertulis di atas kertas hasil dari kecurangan tidak akan berdampak baik.
Semua orang menjadi yang terbaik dengan cara mereka sendiri.
Aku percaya kita semua akan kembali bertemu dan bercerita betapa anehnya pendidikan negeri ini. Kita akan bergabung untuk memperbaiki sisi per sisi dunia pendidikan.
Aku tahu kita akan segera berubah, entah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Berharap yang terbaik untuk semuanya.
Terima kasih semuanya dengan membaca postingan ini. Selanjutnya aku masih ingin membahas pendidikan di Indonesia.
Good girl🧡
ReplyDelete