Alive?
Aku penasaran siapa yang akan menghancurkan batasan ini. Entahlah! Aku tidak pernah mengaku bahwa aku masih normal. Rasanya seperti di ambang kewarasan setiap aku memandang dirinya. Ingin kucekik hingga wajahnya membiru, sekali saja. Berulang kali aku mempermainkan dirinya. Membuatnya merasa tak berguna lalu membuatnya merasa berharga, selalu seperti itu. Tidakkah kau lihat dirinya? Dia terpantul utuh di cermin retakku. Bayangan manusia biasa yang penuh dosa sehingga dirinya mati rasa. Kau lihat? Dia terpantul dengan senyuman terbaiknya. Senyuman yang selalu ditujukan kepada orang-orang di sekitarnya hanya agar ia dikenal sebagai orang yang ramah. Tetapi alangkah baiknya kau lihat dia sendirian ditempat gelap. Apakah kau mendengar isak tangisnya? Atau kau mendengar tawa sadisnya? Ah, atau malah kau tidak bisa mendengar apapun? Sunyi bukan? Ruangannya dipenuhi darah dan ia terbaring tak bernyawa? Kalau begitu aku turut bahagia. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku terluka. Dilihat dari...